Senin, 05 Oktober 2015

Aku Terdiam

Tahukah kamu?
Aku terdiam saat seseorang bertanya tentang kita. Ketika orang-orang mengira-ngira tentang kita. Aku pahami mereka senang dengan kita. Padahal, mereka tidak tahu bahwa ‘kita’ tidak ada. Tidak lagi ada. Apakah aku tidak serius? Apakah aku tidak sungguh-sungguh? Sehingga semua cepat berlalu, tersapu waktu. Sementara debu-debu pertanyaan beterbangan, mengusik hati yang mencoba damai dengan masa lalu dan ketetapan-Nya. Apakah aku tidak menunggu? Apakah aku tidak mencoba? Hingga abu penantian hilang tersapu sang angin, mencari tempat peristirahatan terakhirnya.
 
Ratusan, ribuan kisah tentang kita, jutaan puisi tentangmu, melodi tentangku, akan menjadi fosil yang membeku dalam makam hatiku. Dan kamu harus tahu. Kamu sungguh harus tahu. Aku terdiam, menyimpannya sendirian. Aku terdiam, merasakannya sendirian. Selalu. Maka, suatu saat nanti, kamu akan tahu semua yang belum pernah terungkap. Segala yang belum sempat terucap. Fosil itu akan kuremukkan dengan kekuatanku, menjadi butir-butir pasir. Akan kutiup ke samudera, agar terdampar di daratan negeri mana saja. Dan kita menjadi dongeng seribu satu malam.
 
Aku terdiam. Kita memang tak lagi ada. Tapi kisah kita, akan menjadi bunga, selamanya. Saat itu, aku akan tetap terdiam, dalam ombak senyum pelepasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar