Jumat, 16 Oktober 2015

Maafkan (lagi) dan Terima Kasih

Duhai Pengatur Waktu,
mengalir masa, bergulir usia. tidak sekali atau dua kali saja kami kembali jatuh, melakukan kesalahan lagi atau bahkan kesalahan yang sama. lalu penyesalan adalah serumpun jarum, penikam hati di saat malam meranum. sendiri, mengurai air mata terkulum. menangis, merasa terhukum. menghiba, mengemis ampun...

Duhai Penguasa Usia,
sampai di mana akhir kami kejar dunia? padahal seringkali kami lupa pada janji indah surga. lalai pada ancaman panas api neraka. kemudian penyesalan adalah tombak, penusuk nurani saat jiwa terkoyak. saat dunia mengacuh dan mengelak. saat semua pengejaran dan usaha tertolak...

Duhai Penggenggam Hati,
hingga nanti hari berganti, hingga kelak waktu berlari. berapa kali kami abaikan tanda dari-MU?? berapa lagi kami lalaikan peringatan-MU?? sementara itu... harta, tahta, cinta pada manusia, dunia dan seisinya selalu mengusik, menarik perhatian kami dari-MU. Membutakan pengetahuan kami dari penglihatan-MU, menulikan kesadaran kami akan seruan-MU...

Tapi... sekali lagi, sekali lagi yang ternyata berkali-kali... Engkau tunjukkan kuasa-MU. kembali, kembali yang berulang-ulang... Engkau tuntun kami ke jalan-MU. padahal, tanda dari-MU telah jelas di awal, tapi mungkin kami yang terlalu bengal! padahal, tuntunan-MU selalu benar adanya, tapi aku yang salah mengartikannya! Berapa kali, kami tersesat indah duniawi, tapi Engkau tak bosan tarik kami kembali. berapa kali aku lalai melupa diri, tapi Engkau tak lelah ingatkan kami lagi...

itukah cara-MU?
saat hamba-MU bengal dengan tanda, maka Engkau beri dia pelajaran dengan peristiwa. karena kami, manusia yang sering kali tak merasa cukup sengan peringatan saja maka Engkau jerakan kami dengan penyesalan. maka, biarkan kami belajar... sebelum terlambat usia tertambat... atau sebelum Engkau murka, lalu azab-MU melanda...

itukah cara-MU?
saat hamba-MU lalai dengan tuntunan, maka Engkau tunjukkan dia jalan pulang... mungkin dengan sedikit atau banyak kerikil tajam... maka biarkan kami berjalan...
meski tertatih, berdarah dan perih... asal jangan Engkau sesatkan kami lagi, asal jangan Engkau tutup pintu maaf bagi kami...

Duhai Maha Penyayang,
terima kasih...
walau kami bengal, Engkau masih selamatkan kami sebelum ajal...
walau sering lalai, kasih sayang-MU tak surut terurai...
walau banyak lupa, bimbingan dari-MU tak ada habisnya...
terima kasih...
tak membiarkan kami jatuh terlalu dalam, tersesat terlalu suram, lalai kelewatan, sebelum jiwa dan kalbu keras membeku dan tak mempan dengan semua hidayah-MU...
terima kasih...
untuk tetap dan selalu mau, bersedia dan ada...
bersama kami, melindungi, menjaga, mengingatkan, menuntun, membimbing, menyayang, memberi pelajaran saat kami 'nakal'...

Maka, Ya Allah...
sebelum kuncup kamboja jatuh dan layu, sebelum gunung batu menjadi butiran debu, sebelum samudera tak lagi biru, sebelum langit runtuh dan semesta hancur ngilu...

maafkan kami (lagi), hamba-hamba-MU...

*Kota hujan yang sedang disiram gerimis semalam,
sekitar beberapa jam setelah azan isya menggema
5 September 2013

https://www.facebook.com/notes/binapri-vindy-turningtias/maafkan-lagi-dan-terima-kasih/10151577083100863

Tidak ada komentar:

Posting Komentar